Skip to main content
Hukum dan Kerja SamaberitakegiatanRehabilitasiSiaran PersBerita KegiatanPemberantasanPencegahan dan Pemberdayaan MasyarakatTak BerkategoriBerita UtamaArtikel

BNNK Tulungagung Rangkul Kawasan Pesisir dalam Workshop Tematik P4GN “Indonesia Bersinar”

Dibaca: 4 Oleh 23 Jun 2025Juli 2nd, 2025Tidak ada komentar
BNNK Tulungagung Rangkul Kawasan Pesisir dalam Workshop Tematik P4GN “Indonesia Bersinar”
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Semilir angin Pantai Midodaren menyambut hadirnya forum strategis bertajuk Workshop Tematik P4GN “Indonesia Bersinar” Tahun 2025, yang digelar oleh BNN Kabupaten Tulungagung pada Senin (23/06). Di tengah lanskap alam pesisir yang menawan, terselip perenungan dan tekad, yakni menjadikan wilayah rawan sebagai zona tangguh melalui strategi pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian dari peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 yang mengusung semangat kolektif memutus rantai peredaran gelap narkoba menuju Indonesia Emas 2045. Mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat Wilayah Pesisir Kabupaten Tulungagung dalam Rangka Mendukung Program KOTAN Tahun 2025, forum ini dihadiri oleh sekitar 20 peserta dari perwakilan unsur Tiga Pilar Pemerintah Desa Wilayah Pesisir (Kepala Desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas) dan Pihak Swasta Kab. Tulungagung. Lokasi kegiatan di Semilir Resort, Pantai Midodaren kabupaten Tulungagung dipilih bukan tanpa alasan. Ia mencerminkan pesan simbolik bahwa dari wilayah pinggir inilah, perlawanan terhadap narkoba harus dimulai.

Kepala BNN Kabupaten Tulungagung, Rose Iptriwulandhani, S.Psi., M.M., dalam sambutannya mengingatkan bahwa pesisir adalah ruang yang memiliki dua wajah. Di satu sisi, ia adalah kawasan penggerak ekonomi dan budaya; di sisi lain, ia juga merupakan jalur rawan peredaran gelap narkotika. Rose menyinggung kasus besar yang sempat mengguncang nasional yakni penyelundupan 2 ton sabu yang berhasil digagalkan aparat gabungan di perairan Karimun, Kepulauan Riau. Kasus ini menegaskan bahwa laut dan pelabuhan kecil masih menjadi pintu masuk utama bagi sindikat narkoba internasional, yang memanfaatkan celah pengawasan dan lemahnya infrastruktur pengamanan wilayah perbatasan. “Ancaman narkoba bukan sekadar masalah kriminal, tetapi sudah menyentuh aspek kedaulatan dan ketahanan nasional. Wilayah pesisir kita yang luas, terbuka, dan minim pengawasan, adalah garis depan yang harus diperkuat. Dan kekuatan itu hanya bisa dibangun dari dalam, dari masyarakatnya sendiri” jelasnya.

Menguatkan pesan tersebut, 3 narasumber dihadirkan untuk memperluas perspektif para peserta. Agus Prihadi, S.Sos., M.M. dari Bakesbangpol Kabupaten Tulungagung memaparkan mengenai pentingnya implementasi Perda No. 1 Tahun 2023 tentang Fasilitasi P4GN, khususnya dalam membentuk jejaring kerja anti narkoba hingga tingkat desa. Ia mendorong agar kebijakan di tingkat desa, mulai dari RPJMDes hingga peraturan desa, memuat secara eksplisit berbagai program yang mendukung upaya P4GN. Sementara itu, IPDA Sururi, KBO Narkoba Polres Tulungagung, membedah realitas hukum di lapangan termasuk bagaimana para pelaku jaringan narkotika menyusup ke sektor – sektor informal, seperti nelayan, jasa pengiriman laut, dan pelabuhan tradisional. Beliau menegaskan bahwa pengawasan berbasis masyarakat serta peran aktif aparat di tingkat desa sangat dibutuhkan untuk memutus rantai suplai di level akar rumput. Melengkapi hal tersebut, Ahmad Muhaimin, S.Sos. dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menjelaskan bahwa keberhasilan program Desa Bersinar sangat bergantung pada pelibatan lintas sektor secara aktif. Beliau menekankan pentingnya menjadikan P4GN sebagai bagian integral dari pembangunan desa, dan bukan program tambahan yang hanya digerakkan saat hari peringatan.

Diskusi yang dipandu oleh Suroso, S.Sos., M.M. selaku moderator sekaligus Ketua Tim Kerja P2M BNNK, berlangsung dinamis. Banyak peserta yang menyampaikan tantangan khas wilayah pesisir, mulai dari minimnya literasi tentang narkoba, lemahnya akses terhadap layanan rehabilitasi, hingga masuknya budaya instan dan konsumtif akibat pengaruh globalisasi melalui sektor pariwisata. Forum ini pun menjadi titik temu gagasan: bahwa ketahanan terhadap narkoba harus dibangun tidak hanya dengan regulasi, tetapi juga melalui penguatan nilai sosial, kearifan lokal, dan jejaring warga. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari implementasi Program Strategis Nasional “Indonesia Bersinar” yang digagas oleh Kepala BNN RI. Lima pilar strategi nasional P4GN dijadikan acuan, dengan fokus khusus pada penguatan wilayah pesisir sebagai kawasan tematik dan ikonik dalam upaya pemberantasan narkotika. Ini juga sejalan dengan Asta Cita ke-7, yaitu memperkuat birokrasi yang bersih serta pemberantasan narkoba dan kejahatan lintas negara.

Sebagaimana ditutup dalam pernyataan reflektif oleh Kepala BNN Kabupaten Tulungagung, “Kita tidak hanya menjaga desa dari narkoba, tapi juga sedang membangun generasi yang kuat, mandiri, dan sadar bahaya. Dari pesisir, kita bangkit. Dari komunitas, kita menang.” Forum ini tidak berakhir di Pantai Midodaren, tetapi bergerak bersama denyut masyarakat desa pesisir di Kabupaten Tulungagung. Karena di garis pantai itulah, Indonesia Bersinar mulai dinyalakan.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel